Bagi Bagi Ilmu

Order CD Software

Order CD (Jika Anda Malas Download Software Dgn Size Besar)
Status : Available
Harga : Rp.15.000,- / Disk
Keterangan : Harga Belum Termasuk Ongkir
Alamat : Jl.Cempaka RT05/07 No.11 Jatiwaringin Pd.Gede Bekasi 17411

Contact Person :
089670002945 (Marcelino)
08993737746 (Rio)
087886745746 (Rio)

PIN BB :
7D4DBCFF (Marcel)
7EBCBF98 (Rio)

Pembuatan Jaringan Sederhana (Pertemuan 14)

KETENTUAN
1.Buatlah jaringan komputer sesuai dengan topologi yang telah disediakan
2.Pada jaringan tersebut tuangkan sistem keamanan melalui line console dan line vty serta encripsikan password tersebut.
3.Buatlah banner motd.
4.Router Interface G0/0 memiliki IP: 192.168.10.1/24
5.Router Interface G0/1 memiliki IP: 192.168.11.1/24 dan digunakan sebagai DHCP Server
1.Excluded 192.168.11.1 192.168.11.40
2.Excluded 192.168.11.150 192.168.11.254
3.DHCP Pool JARINGAN-KOMPUTER
READMORE
 

Routing Fundamental (Pertemuan 13)

Routing adalah proses dimana suatu router memforward dan memilih jalur (path) yang harus dilalui paket ke jaringan yang dituju.
Proses routing pada router dilakukan berdasarkan Tabel Routing/ Routing Table
Tabel Routing pada umumnya berisi informasi tentang:
  •  Network ID
  •  Interface Router yang terdekat dengan network tujuan
  • Next hop/gateway : Merupakan alamat transit selanjutnya sebelum ke tujuan akhir paket, jika tujuan akhir paket terhubung secara langsung maka next hop merupakan tujuan akhir paket.
  • Cost/Metric, yaitu sebuah nilai yang menunjukkan jarak untuk mencapai network tujuan. Metric tesebut menggunakan teknik berdasarkan jumlah lompatan (Hop Count).
Routing sendiri mempunyai beberapa jenis, yaitu :
1.) Static routing
 Static routing merupakan pemetaan alamat dalam sebuah jaringan secara manual yang menyebabkan route alamatnya ditentukan oleh konfigurator (orang yang melakukan konfigurasi), artinya tabel routing dibuat secara manual.
2.)  Default routing
Default routing menggunakan prinsip mengirimkan paket-paket menuju hop berikutnya. Bisa digunakan ketika di jaringan memiliki jalur keluar (exit path), bukan looping.
3.) Dynamic routing
Dynamic routing merupakan pemetaan alamat dalam sebuah jaringan secara otomatis karena  dengan routing protocolnya router akan saling  berkomunikasi dengan router yang lain dan akan saling update tabel routing.
Pada Dynamic Routing terdapat Administrative distance dan Routing Protocol.
  1.  Administrative distances
    Administrative distance (untuk selanjutnya akan di singkat AD) digunakan untuk mengukur apa yang disebut truworthiness (ke-dapat-percayaan) dari informasi routing yang di terima oleh sebuah router tetangga. Sebuah AD adalah bilangan bulat dari 0 sampai 255, di mana 0 adalah yang palng dapat di pecaya dan 255 berarti tidak akan lalu lintas data melalu route ini.
    Jika sebuah router memliki dua update mengenai network yang sama, maka hal yang sama yang di cek oleh router adalah AD. Jika satu dari route yang di-advertised (di umumkan oleh router lain) memiliki AD yang lebih rendah dari yang lain, maka route dengan AD terendah tersebut akan di tempatkan di routing table.
    Jika kedua route di-advertised memiliki AD yang sama, maka yang di gunakan untuk memilih jalur terbaik adalah metrics dari routing protocol (misalnya hop atau bandwidth). Route yang di-advertised dengan metric terendah akan di tempatkan oleh routing table. Tetapi jika kedua route memiliki AD dan metric yang sama, maka routing protocol akan melakukan load balance ke network remote (yang berarti router akan mengirimkan paket melalui kedua link yang memiliki AD dan metric yang sama tersebut)
Sumber routeAD default
Interface yang terhubung langsung0
Route statis1
EIGRP90
IGRP100
OSPF110
RIP120
External EIGRP170
Tidak diketahui (unknown)255 (route in tidak akan pernah di gunakan)
  1. Routing Protocol
 Berikut beberapa macam routing protocol pada dynamic  routing
a.) routing Information Protocol (RIP)
b.) Interior Gateway Rating Protocol (IGRP)
c.) Open Shortest Path First (OSPF)
d.) Enhanced Interior Gateway Routing Protocol (EIGRP)
e.) Border Gateway Protocol(BGP)
f.) Intermediate System to Intermediate System, (IS-IS)
Cara kerja protocol dynamic routing berdasarkan 3 Algoritma routing, yaitu :
a.) distance Vector
b.) link state
c.) Hybrid-distance-vector routing
a.) Distance Vector Routing
Distance vector mengirimkan routing update secara estafet kepada router-router tetangganya, setiap kali melewati sebuah router, maka hop akan ditambahkan ( hop=router yang dilalui). Protokol ini mencari jalur terbaik ke sebuah network dengan menilai jarak. Algoritma routing distance vector mengirimkan isi routing table yang lengkap ke router-router tetangganya, yang kemudian menggabungkan entri-entri di routing table yang diterima tersebut dengan routing table yang mereka miliki untuk melengkapi routing table router
Routing update mengirimkan copy routing table secara lengkap pada router tetangganya. Router-router dalam jaringan distance vector hanya tahu network dari tetangganya saja.
Contoh routing protocol distance vector :
a.) RIP v1 & RIP v2
b.) IGRP
c.) BGP
b.) Link State Routing
Pada protokol link-state setiap router akan menciptakan tiga buah table terpisah. Satu table mencatat perubahan dari network-network yang terhubung langsung, satu table lain menentukan topologi dari keseluruhan internetwork, dan table terakhir digunakan sebagai routing table. Router mengetahui lebih banyak tentang internetwork dibandingkan semua jenis routing protokol yang distance-vector. Link state mengirimkan link state advertisement (LSA) secara broadcast (flooding) ke semua router dalam jaringan. Info LSA disimpan oleh setiap router dalam databasenya sehingga setiap router tahu topologi jaringan secara “overall”. Algoritma yang dipakai oleh link-state yaitu algoritma djikstra di mana jalur terpendek akan dibangun berdasarkan jalur-jalur terbaik dan disimpan di tabel routing. Tetapi kelemahan dari link-state yaitu membutuhkan resource yang besar seperti memory yang besar untuk menyimpan table routing, tentunya membutuhkan router yang mempunyai spesifikasi yang tinggi
Istilah-istilah link state :
a.) Link State Advertisement (LSA)
b.) Djikstra
c.) Routing Table
d.) Neighbor table
e.) Database/ topologi table
Contoh Link State Routing Protocol :
a.) OSPF
b.) IS-IS
c.) Hybrid-distance-vector routing
Merupakan routing protocol yang hanya diadopsi oleh router cisco yaitu protocol EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol) atau sering disebut sebagai proprietary protocol pada CISCO. EIGRP hanya bisa digunakan oleh sesama router cisco saja, dan tidak didukung oleh jenis router lain. cara kerja EIGRP menggunakan dua tipe routing protocol yaitu Distance vector protocol dan Link State Protocol. Maksudnya, EIGRP sebenarnya merupakan Distance Vector protocol, tetapi prinsip kerjanya menggunakan links-states protocol, yaitu dengan mengirimkan semacam hello packet.
EIGRP memiliki sistem pembangunan routing protocol dengan membuat sebuah algoritma yang digunakan untuk mengkalkulasi dan membangun sebuah routing table. Algoritma tersebut disebut DUAL. DUAL digunakan untuk memastikan jalur untuk sebuah network dengan diawali oleh DUAL mengirim query packet kepada network yang bersebrangan, maupun kepada router yang langsung terkoneksi dengannya. Selama mengirimkan query packet, setiap router akan melanjutkan untuk meneruskan query packet tersebut sampai sebuah router akan mengirimkan sebuah replay packet sebagai informasi bagaimana caranya untuk menuju ke sebuah jaringan tertentu.
Dari replay packet yang diterima oleh router yang mengirimkan query packet, DUAL mengkalkulasi menggunakan delay, bandwidth, dan faktor-faktor lain untuk menentukan mana successor dan mana feasible successor. Successor akan menjadi jalur yan utama, yang paling dekat, dan paling efisien untuk menuju ke sebuah network yang dapat dijangkau oleh DUAL. Sedangkan Feasible successor adalah jalur cadangan yang digunakan ketika router tidak memilih jalur successornya. Tetapi penentuan feasible successor tidak harus dilakukan.
READMORE
 

SEVEN LAYER OSI (Pertemuan 11)

Macam-Macam 7 Lapisan OSI Layer :

1. Physical Layer (Lapisan Fisik)
Lapisan Fisik adalah lapisan paling bawah di OSI Layer, Lapisan ini berfungsi untuk mendefiniskan media tansmisi jaringan, desain jaringan, topologi jaringan dan pengkabelan. Lapisan ini dikenal sebagai lapisan yang mengatur tentang pengkabelan.
2. Data Link Layer (Lapisan Data Link)
Lapisan Data Link berfungsi untuk menentukan bagaimana bit-bit data dikelompokkan menjadi format yang sering disebut Frame. Di layer kedua di OSI ini terjadi koreksi kesalahan, flow control, pengalamatan hardware atau yang di sebut MAC Address dan menentukkan bagaimana perangkat-perangkat jaringan (hardware jaringan) seperti Hub, Bridge dan Repeater. Layer ini di bagi oleh IEEE 802 menjadi dua level anak yaitu : LLC (Logical Link Control) dan MAC (Media Access Control).
3. Network Layer (Lapisan Jaringan)
Lapisan Jaringan Berfungsi untuk mendefiniskan alamat-alamat IP, membuat header untuk paket-paket kemudian melakukan routing melalui internet working dengan menggunakan router dan switch layer 3. Layer ini harus bertanggung jawab dalam menentukan alamat sebuah jaringan, menentukan rute jaringan yang akan diambil, menjaga antrian trafik di dalam jaringan.
4. Transport Layer (Lapisan Transport)
Lapisan Transport berfungsi untuk memecah data ke dalam paket-paket data serta memberikan nomor urut ke paket-paket tersebut sehingga dapat disusun kembali pada sisi tujuan setelah diterima. Lapisan ini bertanggung jawab membagi data menjadi segmen dan menyediakan penanganan error.
5. Session Layer (Lapisan Session)
Lapisan Session berfungsi mendefinisikan bagaimana koneksi dapat di buat, dipelihara atau di hancurkan, di layer ini juga dilakukan resolusi nama. Lapisan layer ini bertanggung jawab menentukan bagaimana dua terminal menjaga, memelihara dan mengatur koneksi.
6. Presentation Layer (Lapisan Presentasi)
Lapisan Presentasi berfungsi untuk mentranslasikan data yang hendak ditransmisikan oleh aplikasi kedalam format yang dapat ditransmisikan melalui jaringan. Protocol yang berada dalam level ini adalah perangkat lunak director (Redictor Software). Seperti llayanan worksatation (dalam Windows NT) dan juga Network Shell (semacam Virtual Network Computing) (VNC) atau Remote Dekstop Protocol (RDP). Lapisan ini bekerja bagaimana data dikonversi dan di format untuk transfer data.
7. Application Layer (Lapisan Aplikasi)
Berfungsi sebagai antarmuka dengan aplikasi dengan fungsionalitas jaringan, mengatur bagaimana aplikasi dapat mengakses jaringan, dan kemudian membuat pesan-pesan kesalahan. Protokol yang berada dalam layer ini adalah HTTP, FTP, SMTP, dan NFS. Lapisan ini bekerja menyediakan jasa untuk aplikasi pengguna, layer ini bertanggungjawab atas pertukaran informasi antara program computer, seperti program e-mail dan servis lain yang berjalan di jaringan seperti server printer atau aplikasi computer.
Data Link Layer
Data Link Sublayer
•LLC berkomunikasi dengan lapisan jaringan
•MAC mendefinisikn media akses proses
Standar Data Link Layer
•IEEE
•ITU
•ISO
•ANSI
Data Link Layer
Data Link Sublayer
•LLC berkomunikasi dengan lapisan jaringan
•MAC mendefinisikn media akses proses
Standar Data Link Layer
•IEEE
•ITU
•ISO
•ANSI
Transport Layer
•Peran Transport Layer
–Membangun komunikasi antara dua aplikasi dan memberikan data di antara mereka.
–Memberikan dukungan aliran data, kontrol Flow, Multiplexing
•Keandalan Transport Layer
–Dua protokol yang tersedia: TCP dan UDP.
–TCP mendukung kehandalan sementara UDP tidak.
•TCP biasanya digunakan untuk,
Database
Web Browser
Mail, dll
•UDP
 Live Audio
Video Streaming
Voip, dll
Transport Layer Transportasi Data
Application, Presentation, Session
•Application Layer
–Lapisan yang paling dekat kepada pengguna.
–Yang termasuk Protokol Application Layer adalah: HTTP, FTP, TFTP, DNS.
•Presentation dan Session Layer
–Format data, kompres dan mengenkripsi data
–Umumnya digunakan untuk video termasuk QuickTime dan Motion Picture Experts Group (MPEG).
–Format gambar grafis umum adalah: GIF, JPEG dan PNG
–Session Layer menciptakan dan mempertahankan dialog antara sumber dan tujuan aplikasi.
Application Layer Protocol IP Address
Domain Name Service
–Dengan menggunakan DNS Server membuat alamat IP lebih mudah di hapal.
–Komputer masih memerlukan alamat numerik yang sebenarnya sebelum mereka dapat berkomunikasi.
–Protokol DNS memungkinkan untuk menerjemahkan alamat IP menjadi sebuah domain.
Dynamic Host Configuration Protocol
–Jaringan komputer memerlukan informasi IP address untuk berkomunikasi melalui jaringan.
–DHCP memungkinkan untuk memberikan IP address secara otomatis.
–DHCP mendukung IPv4 dan mendukung DHCPv6 IPv6.
READMORE
 

ROUTING (Pertemuan 10)

Routing EIGRP
EIGRP merupakan singkatan dari Enhanced Interior Gateway Routing Protocol dahulu lebih dikenal dengan yang namanya IGRP yang hanya mendukung /8 /16 /24 dan sekarang digantikan dengan EIGRP yang mendukung classless. EIGRP adalah routing protocol dynamic yang hanya di adopsi oleh router cisco atau sering disebut sebagai proprietary protocol pada cisco. Dimana EIGRP ini hanya bisa digunakan sesama router cisco saja. EIGRP ini sangat cocok digunakan untuk midsize dan large company.

 IX.1   Konsep EIGRP dan Operasi          Seperti OSPF, EIGRP memiliki tiga langkah umum untuk dapat menambahkan rute ke routing IP tabel:1.       Router EIGRP mengirim pesan Hello untuk menemukan posisi tetangga router EIGRP dan melakukan pemeriksaan parameter dasar untuk menentukan router harus menjadi tetangga. 2.       Topologi: Tetangga bertukar update topologi secara penuh ketika tetangga melakukan hubungan, dan update kemudian hanya parsial sesuai kebutuhan berdasarkan perubahan topologi jaringan .3.       Memilih rute: Setiap router melakukan analisis untuk memilih jarak yang terendah untuk mencapai masing-masing subnet.
Beberapa bagian berikutnya menjelaskan beberapa rincian tentang bagaimana EIGRP



Konfigurasi dasar routing EIGRP
  1. Buatlah skema seperti gambar dibawah ini. Gunakan 3 router , dan 2 client di bawah router
 keterangan
TERDAPAT 5 NETWORK :
Network antar router
10.0.0.0
10.0.1.0
10.0.2.0
Network menuju client
192.168.1.0
172.16.40.0

  1. Untuk melakukan konfigurasi untuk router “R1”, sambungkan kabel console ke “PC0”, dan masuk melalui terminal pada “PC0”. Kemudian berikan IP address untuk setiap interface di router. Masukan command seperti ini
R1>enable //mengaktifkan router 1 / masuk ke privileged exec mode
R1#conf t //masuk ke global configuration mode
R1(config)#int g0/1  //masuk ke interface gigabit0/1
R1(config-if)#ip address 192.168.1.1 255.255.255.0  //menambahkan ip address
R1(config-if)#no sh //menyalahkan interface
R1(config-if)#ex
R1(config)#int g0/0
R1(config-if)#ip address 10.0.0.1 255.255.255.252
R1(config-if)#no sh
R1(config-if)#ex
R1(config)#int se0/1/0
R1(config-if)#ip address 10.0.1.2 255.255.255.252
R1(config-if)#no sh
R1(config-if)#exit




  1. Setelah konfigurasi IP Address , sekarang lakukan konfigurasi EIGRP. Masukan command seperti ini
perlu di ingat bahwa network yang akan di daftarkan hanyalah network yang tersambung langsung dengan port router. Dalam contoh ini router “R1” tersambung dengan 3 network,  maka yang harus kita masukan hanya 3 network tersebut
R1(config)#router eigrp 10  //masuk ke konfigutasi EIGRP nomor 10
R1(config-router)#network 10.0.0.0  //IP network yang ingin di route
R1(config-router)#network 10.0.1.0
R1(config-router)#network 192.168.1.0
R1(config-router)#end

  1. Jangan lupa untuk menyimpan konfigurasi yang sudah dilakukan pada router “R1”. Dengan menggunakan command ini
R1#copy running-config startup-config

  1. Setelah itu kita akan melakukan konfigurasi untuk router “R2”, sambungkan kabel console ke “PC1”, dan masuk melalui terminal pada “PC1”. Kemudian berikan IP address untuk setiap interface di router. Masukan command seperti ini
R2>enable //mengaktifkan router 2 / masuk ke privileged exec mode
R2#configure terminal  //masuk ke global configuration mode
R2(config)#int g0/0 //masuk ke interface gigabit0/0
R2(config-if)#ip address 10.0.0.2 255.255.255.252  //menambahkan ip address
R2(config-if)#no sh  //menyalahkan interface
R2(config-if)#int g0/1
R2(config-if)#ip address 172.16.40.1 255.255.255.0
R2(config-if)#no sh
R2(config-if)#int se0/1/0
R2(config-if)#ip address 10.0.2.2 255.255.255.252
R2(config-if)#no sh
R2(config-if)#exit
R2(config)#

  1. Setelah konfigurasi IP Address , sekarang lakukan konfigurasi EIGRP untuk router “R2”. Untuk konfigurasi ke 2 , gunakan ID EIGRP yang sama seperti yang sudah kita buat sebelumnya . Masukan command seperti ini
R2(config)#router eigrp 10 //masuk ke konfigutasi EIGRP nomor 10
R2(config-router)#network 10.0.0.0 //IP network yang ingin di route
R2(config-router)#network 10.0.2.0
R2(config-router)#network 172.16.40.0
R2(config-router)#end

  1. Jangan lupa untuk menyimpan konfigurasi yang sudah dilakukan pada router “R2”. Dengan menggunakan command ini
R2#copy running-config startup-config
  1. Setelah itu kita akan melakukan konfigurasi untuk router “R3”, sambungkan kabel console ke “PC4”, dan masuk melalui terminal pada “PC4”. Kemudian berikan IP address untuk setiap interface di router. Masukan command seperti ini
R3>enable          //mengaktifkan router 3 / masuk ke privileged exec mode
R3#configure terminal   //masuk ke global configuration mode
R3(config)#int se0/1/0   //masuk ke interface serial0/1/0
R3(config-if)#ip address 10.0.1.1 255.255.255.252  //menambahkan ip address
R3(config-if)#no sh  //menyalahkan interface
R3(config-if)#ex
R3(config)#int se0/1/1
R3(config-if)#ip address 10.0.2.1 255.255.255.252
R3(config-if)#no sh
R3(config-if)#exit

  1. Setelah konfigurasi IP Address , sekarang lakukan konfigurasi EIGRP untuk router “R2”. Untuk konfigurasi ke 3 , gunakan ID EIGRP yang sama seperti yang sudah kita buat sebelumnya . Masukan command seperti ini
R3(config)#router eigrp 10  //masuk ke konfigutasi EIGRP nomor 10
R3(config-router)#network 10.0.1.0  //IP network yang ingin di route
R3(config-router)#network 10.0.2.0
R3(config-router)#end

  1. Jangan lupa untuk menyimpan konfigurasi yang sudah dilakukan pada router “R3”. Dengan menggunakan command ini
R3#copy running-config startup-config

  1. Konfigurasi EIGRP sudah selesai , sekarang tinggal test nya, gunakan command dibawah ini
R2#ping 192.168.1.2 //ping IP client 1
R2#ping 192.168.1.1 //ping gateway1
R2#ping 10.0.0.1 //ping IP R1
R2#ping 10.0.1.1  //ping IP R3
R2#ping 10.0.2.1  //ping IP R3
R2#show ip eigrp neighbors  //melihat ip yang terhubung sebagai tetangga
R2#show ip route eigrp  //melihat network yang terhubung dengan EIGRP
R2#show ip eigrp interfaces //melihat interfaces yg terhubung dengan EIGRP








OSPF
OSPF (Open Shortest Path First) merupakan routing protocol standard yang bersifat terbuka yang telah diimplementasikan oleh berbagai vendor jaringan, termasuk Cisco. Dan itu merupakan standar terbuka dari sebuah jaringan yang berjalan
Terdapat beberapa fitur-fitur dari OSPF adalah:
  • Memungkinkan untuk penciptaan daerah dan sistem otonom
  • Meminimalkan routing lalu lintas.
  • Fleksibel, serbaguna dan terukur.
  • Mendukung untuk VLSM/CIDR
Keuntungan OSPF:
  • Open standart
  • Tidak ada batasan jumlah hop
  • Loop free
  • Konvergensi lebih cepat
Kerugian OSPF
  • Mengkonsimsi lebih banyak resource CPU
  • Kompleks dalam hal design dan implementasi
  • Hanya mendukung squal load balancing
  • Hanya mendukung protocol IP

  1. Langkah-langkah awal sebelum memulai praktikum kali ini, kita akan melakukan konfigurasi untuk jaringan Point to Pont dengan menggunakan 2 buah Router dan lakukan konfigurasi IP Address pada Router1 dengan menggunakan IP  address 192168.1.1/24 pada Int Se2/0.



  1. Berikut langkah-langkah dalam pengkonfigurasian:
R1>enable  //mengaktifkan router / masuk ke privileged exec mode
R1#configure terminal  //masuk ke global configuration mode
R1(config)#int Se2/0  //masuk ke interface serial0/1/0
R1(config-if)#encapsulation ppp //membuat point to point
R1(config-if)#ip address 192.168.1.1 255.255.255.0  //menambahkan ip address
R1(config-if)#no shutdown  //menyalahkan interface
R1(config-if)#end
  1. Lalu langkah selanjutnya lakukan konfigurasi pada Router2
R2>enable  //mengaktifkan router / masuk ke privileged exec mode
R2#configure terminal  //masuk ke global configuration mode
R2(config)#int Se2/0  //masuk ke interface serial0/2/0
R2(config-if)#encapsulation ppp  //membuat point to point
R2(config-if)#ip address 192.168.1.2 255.255.255.0  //menambahkan ip address
R2(config-if)#no shutdown  //menyalahkan interface
R2(config-if)#end
  1. Kita baru saja melakukan konfigurasi Jaringan Point to Point. Sekarang lakukan test koneksi dengan melakukan Ping ke alamat IP yang terdapat pada ke 2 buah Router tersebut.
R2#ping 192.168.1.2
R2#ping 192.168.1.1
  1. Ok, kita telah menyelesaikan konfigurasi jaringan Point to Point, selanjutnya kita akan melakukan konfigurasi OSPF pada R1
R1#configure terminal
R1(config)#router ospf 1 //masuk ke ospf ID 1
R1(config-router)#network 172.168.1.0 0.0.0.255 area 0 //menambahkan network ke area 0
R1(config-router)#end
  1. Lakukan konfigurasi pada R2
R2#configure terminal
R2(config)#router ospf 1  //masuk ke ospf ID 1
R2(config-router)#network 172.168.1.0 0.0.0.255 area 0 //menambahkan network ke area 0
R2(config-router)#end

  1. Lakukan pengecekan apakah konfigurasi yang telah kita lakukan tersebut sudah tersimpan atau belum dengan melakukan cara:
R2#show ip ospf neighbor
R2#show ip ospf interface se2/0
READMORE
 

SWITCHING (PERTEMUAN 9)

DEFINISI
Dari segi fungsi dasarnya, switch dibedakan menjadi Dua jenis yakni:
1.Switch unmanaged
2.Switch managed
PERBANDINGAN SWITCH Manageable dan Unmanageable
Switch managed merupakan jenis switch yang memiliki fitur-fitur yang handal yang mampu mendukung kinerja switch dalam jaringan network komputer.
Switch unmanageable hanya memiliki kemampuan untuk meneruskan data saja dan tidak dapat melakukan pengaturan.
1. Instan/Simple
Switch Unmanage umumnya dapat langsung dipakai, tidak bisa di konfigurasi (plug and play), Sedangkan switch Manage bisa di konfigurasi dikarenakan umumnya memiliki IP Address.
2. Harga
Switch Unmanage umumnya lebih murah dari Switch Manage
DEVICE SUPPORT SWITCH MANAGEABLE
Gigabit Smart Plus Switch Management CISCO SG220-50-K9-EU 50-Port
Smart Switch D-Link DES-1210-28 24
UBIQUITY US-8-60W UniFi Switch 8-Port
60W PoE Managed Gigabit Switch
Dell Networking X-Series Smart
Managed Switches
Huawei S3700 Series Enterprise
Switches
KONFIGURASI SISTEM OPERASI Akses Cisco IOS
1. Semua perangkat Cisco menggunakan IOS
2. Metode akses Cisco IOS
> Console
> Auxilary
> Virtual Terminal (Telnet/SSH)
3. Program Emulation Terminal
> Putty
> Tera Term
> SecureCRT
KONFIGURASI SISTEM OPERASI Perintah Dasar Cisco
1. User EXEC Mode / “(Switch> )”
User EXEC Mode tidak mengijinkan user untuk melakukan perubahan konfigurasi pada perangkat. Serta User EXEC Mode hanya memiliki perintah-perintah terbatas. Biasanya digunakan untuk melakukan monitoring atau view
2. Privileged EXEC Mode / “(Switch# )”
Mode ini dapat digunakan untuk melakukan konfigurasi pada perangkat
KONFIGURASI SISTEM OPERASI Perintah Dasar Cisco
Perintah yang digunakan untuk berpindah dari User EXEC Mode ke Privileged EXEC Mode menggunakan “enable”
Perintah yang digunakan untuk berpindah dari
Privileged EXEC Mode ke Mode Konfigurasi Global
menggunakan “configure terminal”
KONFIGURASI DASAR PERANGKAT Hostname
•Nama Perangkat
> Nama host memungkinkan perangkat untuk diidentifkasi oleh Administrator jaringan
> Sangat penting dan juga harus ditampilkan dalam pendokumentasian topologi
•Konfigurasi Hostname
> Dimulai dengan huruf, Tidak mengandung spasi
> Dapat menggunakan huruf, angka atau tanda baca
KONFIGURASI DASAR PERANGKAT Secure Access
•Mengamankan Akses Perangkat
–Mengamankan akses privileged EXEC dan user EXEC.
•Konfigurasi Sandi
–Gunakan password yang kuat.
–Hindari menggunakan password secara berulang
•Mengenkripsi password
–Cisco IOS menampilkan password dalam teks biasa secara default.
–Password harus dienkripsi.
–Untuk melihat konfigurasi secara keselurahan dapat menggunakan perintah “Switch# show run”
KONFIGURASI DASAR PERANGKAT Secure Acces
•Memberikan Banner
–Kata-kata yang menyiratkan bahwa login adalah “selamat datang“.
–Sering digunakan untuk pemberitahuan hukum karena ditampilkan ke semua terminal yang terhubung
•Simpan Konfigurasi
–File yang disimpan di NVRAM berisi semua perintah yang akan digunakan pada startup atau restart
–NVRAM tidak kehilangan isinya saat perangkat dimatikan.
•Mengubah konfigurasi
–File yang disimpan dalam RAM mencerminkan konfigurasi saat ini. RAM kehilangan semua isinya saat perangkat dimatikan atau restart.
KONFIGURASI DASAR PERANGKAT Menyimpan Konfigurasi
KONFIGURASI DASAR PERANGKAT Port dan IP Address
Ket:
Interface gigabitEthernet 0/0: digunakan untuk menentukan interface yang akan dikonfigurasi IP Address
Ip address 192.168.10.1 255.255.255.0: digunakan untuk memasukan alamat IP Address terhadap interface yang telah ditentukan
No shutdown: digunakan untuk mengaktifkan interace
•Konfigurasi IP Address Secara Manual Pada End Devices
–Untuk mengkonfigurasi alamat IPv4 pada host Windows secara manual, buka Control Panel> Network Sharing Center> Change adapter settings dan pilih adapter yang akan digunakan.
•Konfigurasi IP Address Secara Otomatis Pada End Devices
–DHCP memungkinkan konfigurasi alamat IPv4 secara otomatis untuk setiap end devices.
•Switch Virtual Interface Configuration
–Untuk mengkonfigurasi SVI pada switch, menggunakan interface vlan 1.
READMORE